Jumat, 30 Oktober 2009

Separuh Dien

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم



ألسـلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

Mungkin sudah tak asing lagi istilah ini kita dengar, karna pastilah semua orang akan langsung tertuju pada satu kata : Menikah.

Ya, sudah jelas perintah untuk menyempurnakan separuh dien ini tersebut di dalam ayat suci Al Qur'an. Indah terangkai dalam salah satu firman-Nya yang kerap kali dicantumkan pada undangan-undangan walimah. Bahkan hadist-hadist pun turut mendukung perintah agama ini. Menjadi ibadah sunnah, dan menjanjikannya dengan berbagai keutamaan sekaligus ladang pahala. Namun, seperti apakah hakikat sebuah pernikahan itu sendiri?

Apakah mencintai dulu kemudian menikah, ataukah menikah untuk saling mencintai? terserah anda menginterpretasikannya. Memang yang kebanyakan terjadi adalah menikah karna terlanjur cinta. Tapi tergolong sedikit yang menikah, baru kemudian mencintai. Namun menikah karna Allah, itulah niat yang utama untuk merintis sebuah bangunan rumah tangga dalam suatu pernikahan. Awalnya aku memang sedikit bingung dengan istilah 'menikah karna Allah' ini. Juga seperti apakah makna mencintai seseorang karena Allah. Setelah Diskusi dengan Ustadz'ku beberapa bulan yang lalu, dan juga membaca seputar buku-buku Islami, membuatku ingin menuliskannya disini.

Menikah karna Allah, bisa di artikan kita meluruskan niat untuk menunaikan ibadah sunnah yang dianjurkan Rasulullah ini, dengan siapapun yang baik menurut Allah. Ketika memilih pasangan hidup, menyertai dengan sholat istikharah, meminta petunjuk-Nya, benarkah dia yang terbaik untuk menemani sisa perjalanan hidup bersama. Kalau memang jodoh, insyaAllah dipermudah. Makanya tidak perlu khawatir kalau kita belum terlalu mengenal calon pasangan hidup kita. Karena Allah pastilah lebih mengetahui yang terbaik untuk kita. Alasan fisik, adalah hal yang normal ketika memilih pasangan. Namun jika cantik saja sudah cukup, buat apa cantik banget? hehe..61x.
Ya, itu manusiawi. Namun, jika kita meluruskan niat, maka kita akan merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah. Bahkan ada pula yang saking meluruskan niatnya untuk menikah karena Allah, kemudian dia menerima seperti apapun kondisi calon pasangannya. Apakah dia buta, lumpuh, atau apapun.. Subhanallah..

Menikah karena Allah.. Karena Allah menyukai hamba-Nya yang menikah.. Karena banyak keutamaan dan ladang pahala dengan pernikahan.. Dengan melakukan hal-hal yang disukai Allah, maka secara tidak langsung kita sudah mencintai Allah, walaupun konteks mencintai Allah lebih luas dari itu.. Dan mencintai seseorang karena Allah, adalah mencintainya karena pada diri orang itu, terdapat sifat-sifat yang di cintai Allah.. Maka mungkin ketika suatu saat rasa cinta kepada suami/istri sudah memudar, jika mengingat kembali niat utama pernikahan itu, yaitu menikah karna Allah, mudah-mudahan tumbuh kembali benih-benih cinta, untuk bersinergi menuju cinta dan ridha Allah..

" Siapa yang menikah maka ia telah sempurna setengah keimanannya, maka takutlah kepada Allah terhadap setengah sisanya " (HR. At-Tabrani)

Duuh..bahagianya aku ketika saudara-saudariku menggenapkan separuh Dien-Nya…Subhanallah.
Baarakallaahu laka, wa baarakallahu ¡alaika, wa jamaka bainakuma fii khaiir. Semoga Allah karuniakan barakah kepadamu dan semoga Ia limpahkan barakah atasmu, dan semoga Ia himpun kalian berdua dalam kebaikan.

Akhir minggu ini, sahabatku pun tengah melangkah menuju penyempurnaan separuh Dien-Nya..
Tinggal selangkah lagi,giliran saya sendiri kpn ya?
qiqiqi,..61x, doakan saya ya saudaraku.
smoga saya jg dlm waktu dekat ini/thn ini bs menjemput pasangan hidup yg terbaek menurut Allah Azza Wa'jalla.
Amieeen,..61x.

Saudaraku…
Menikah bukan sekedar perkara suka atau tidak suka, cinta atau tidak cinta….
Menikah lebih dari itu. Separuh agama akan terpenuhi, perjanjian yang agung akan terjadi
hingga arasy berguncang dan semesta pun bertasbih haru.
Cinta dapat dipelajari, menyukai seseorang dapat dilatih…itu bukan kebohongan.

ini adalah pesan saya buat saudara-saudariku yg akan menikah ;

Saudariku yang dicintainya karena Allah…
Suami yang menikahimu tidaklah semulia Muhammad
Tidak pula setaqwa Ibrahim, dan tidak setabah Ayyub
Suamimu hanyalah pria akhir zaman, yang punya cita-cita membangun keturunan yang shaleh
Pernikahan mengajarkan yang bernaung dibawahnya kewajiban bersama
Suami adalah nahkoda kapal, dan engkau adalah navigatornya
Suami menjadi rumah, engkau penghuninya
Suami menjadi guru, engkau muridnya
Seandainya suamimu lupa….bersabarlah mengingatkannya.

semoga kelak saudaraku menjadi suami yg sholeh, menjadi imam dunia akhirat,yang akan melahirkan para pejuang panji-panji kebenaran Islam..Amieeen,..61x

Saudaraku yang kelak menjadi imam bagi saudariku ini..
Istri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah
Tidak pula setaqwa Aisyah, dan tidak seteguh Fatimah
Istrimu hanyalah wanita akhir zaman,yang memiliki cita-cita menjadi istri yang sholehah.
Pernikahan kelak akan mengajarkan insan yang menanunginya kewajiban bersama.
Istri menjadi tanah, maka engkau penaungnya
Istri menjadi tanaman, engkaulah pemagarnya
Istri menjadi anak kecil, engkau tempat bermanjanya.
Seandainya istrimu tulang yang bengkok, berhati-hatilah engkau meluruskannya.

semoga kelak saudariku menjadi istri yg sholehah, menjadi perhiasan dunia…yang kan melahirkan para pejuang panji-panji kebenaran Islam..
Amieeen,..61x.

Mazz adeeth minta maaf apabila terdapat kekurangan/kesalahan dalam penulisan ini, karena dangkalnya pengetahuan dalam mendalami Islam sebagai agama yang dicintai. Semua hanya berpulang kepada niat baik dan didasari hati yang ikhlas, tulus, serta niat ingin berbagi.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Smoga bermanfaat.
Amieeeen,.61x.

وألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات


Mazz Adeeth ألفقير إلل


CIREBON, Kamis 15 Oktober 2009.

Tausiah hari ini...

Maulana Al-Chamdoeri 20 Oktober jam 9:19 Balas
Sahabat
Sungguh kematian sangatlah dekat
sungguh kehidupan sangatlah singkat
apakah kita akan tetap terpikat
oleh dunia yang memikat

Sungguh
jika kita sadari
hidup ini tak lebih dari tiga hari
hari kemarin hari ini dan hari esok

apakah yang kau dapatkan di hari kmarin
tidakkah kau bahagia kau lolos dari jebakan maut
dan tiupan sangkala
namun adakah kesyukuran yang kau tampakkan
untuk membalas segala nikmatNya

apakah yang kau lakukan hari ini
Separuh waktu tlah berlalu
namun kau tak tahu apa yang akan berlaku disisanya
Amal apa sajakah yang tlah kau lakukan
adakah kebaikan tlah kau laksanakan

dan apakah rencana kau di hari esok
Siapkah dirimu jika esok adalah hari
akhir dari episode khidupan

Rabbi
Kumohon satu padamu
janganlah engkau mencabut nyawa kami
ketika kami melakukan kemaksiatan kepadaMu
Berkahilah kami agar senantiasa kepadaMu...

Jazakumullahu khairan katsiran....

Pesan seorang Ibu..

Maulana Al-Chamdoeri 21 Oktober jam 19:03 Balas
“Wahai putriku, sesungguhnya engkau telah meninggalkan suasana yang dari situ engkau keluar, dan engkau tinggalkan tempat di mana engkau dibesarkan. (Engkau pergi) menuju tempat tinggal yang belum engkau tempati (bersama) pendamping yang belum pernah engkau kenal. Maka bawalah sepuluh sifat pesan dariku sebagai bekal untukmu, yaitu:
Dampingilah ia (suamimu) dengan penuh kepuasan hati.

Pergaulilah ia dengan penuh rasa patuh dan ta’at.

Jagalahlah apa yang menjadi pusat perhatiannya.

Jangan sampai ia melihat suatu penampilan yang buruk darimu.

Kemudian, kenalilah waktu makannya,

Jagalah ketenangan di saat ia tidur (beristirahat),

karena terik panas udara itu menyengat dan susah tidur itu membuat marah.

Kemudian, hindarilah rasa gembira di hadapannya jika ia sedang sedih atau duka.

Jangan menampakkan kesedihan di sisinya di saat ia sedang gembira; sebab, yang pertama merupakan sikap kelalaian, sedangkan yang kedua adalah sikap pencemaran.

Jadilah engkau orang yang paling hormat kepadanya, niscaya ia menjadi orang yang paling menghargaimu,

Dan ketahuilah bahwa engkau tidak akan meraih apa yang engkau inginkan kecuali apabila engkau lebih mementingkan kesuakaannya atas kesukaanmu dan kesenangannya atas kesenanganmu terhadap apa yang kamu suka dan kamu benci. Dan Allah pasti memberikan yang terbaik untukmu.”

Kunci Surga Muslimah...

Maulana Al-Chamdoeri 23 Oktober jam 8:58 Balas
Surga adalah idaman dan harapan setiap orang beriman, laki-laki dan perempuan, ia adalah akhir perjalanan bagi semua orang yang taat dan patuh kepada Allah dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya, bagi seorang muslimah perkara ini penting karena Rasulullah saw telah menyatakan bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah wanita, dari sini mengetahui kunci surga oleh seorang muslimah merupakan perkara penting, dengan meraih kunci ini berarti dia tidak termasuk ke dalam golongan para wanita penghuni neraka.

Rasulullah saw telah merangkum kunci surga muslimah dalam empat perkara,
1- Menjaga shalat lima waktu.
2- Berpuasa di bulannya.
3- Menjaga kehormatannya.
4- Menaati suaminya.

Dari Abdurrahman bin Auf berkata, Rasulullah saw bersabda,

إِذَا صَلَّتِ المَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الجَنَّةِ شَاءَتْ .

“Jika seorang wanita menjaga shalat lima waktu, berpuasa pada bulannya, menjaga kehormatannya dan menaati suaminya, niscaya dia masuk surga dari pintu mana saja yang dia inginkan.”(HR. Ahmad nomor 1661, hadits hasan lighairihi).

Satu hal yang terpetik dari sabda Nabi saw di atas adalah bahwa beliau hanya menyebutkan perkara-perkara yang masuk ke dalam jangkauan seorang muslimah, di mana seorang muslimah mampu melaksanakannya tanpa bergantung kepada orang lain atau bergantung kepada suaminya, di sini Rasulullah saw tidak menyinggung, misalnya, haji, karena pelaksanaan ibadah ini oleh seorang muslimah bergantung kepada suatu perkara yang mungkin tidak dimilikinya, seperti tersedianya bekal haji atau tersedianya mahram, di sini Rasulullah saw juga tidak menyinggung zakat, karena perkaranya kembali kepada kepemilikan harta dan pada umumnya ia berada di tangan kaum laki-laki, karena harta adalah hasil bekerja dan yang bekerja pada dasarnya adalah kaum laki-laki..

Jazakumullahu khairan katsiran...

Agar Bidadari Cemburu Padamu

Shalah Syahadah 18 Oktober jam 1:13 Balas
Adinda tercinta....

Tahukah kau jika bidadari bisa cemburu padamu? Maka, dengarkanlah apa yang dikatakan Rasulullah pada Ummu Salamah.

Yang diriwayatkan Al-Imam Ath-Thabrani, bahwa Ummu Salamah Radhiyallahu ‘Anha berkata, “Ya Rasulullah, jelaskanlah padaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli…”

Beliau menjawab. “Bidadari yang kulitnya bersih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilau bak sayap burung Nasar."

Aku (Ummu Salamah) berkata lagi, “Jelaskanlah padaku Ya Rasulullah, tentang firmanNya: Laksana mutiara yang tersimpan baik (Al Waqi’aj 23) ..!”

Beliau menjawab, “Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tak pernah tersentuh tangan manusia…”

Aku bertanya, “Ya Rasulullah, jelaskanlah kepadaku tentang firman Allah: Di dalam surga itu ada bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik (Ar Rahman 70) ..!”

Beliau menjawab, “Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita.”

Aku bertanya lagi, “Jelaskanlah padaku firman Allah: Seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan baik.” (Ash Shaffat 49) ..!”

Beliau menjawab, “Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada bagian dalam telur dan terlindung dari kuliat bagian luarnya, atau yang biasa disebut putih telur.”

Aku bertanya lagi, “Ya Rasulullah,jelaskan padaku firman Allah: Penuh cinta lagi sebaya umurnya (Al Waqi’ah 37) ..!

Beliau menjawab, “Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal di dunia dalam usia lanjut dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Allah menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi, dan umurnya sebaya.”

Aku bertanya, “Ya Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukan bidadari yang bermata jeli?”

Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari seperti kelebihan apa yang nampak dari apa yang tidak terlihat.”

Aku bertanya, “Mengapa wanita-wanita dunia lebih utama dari bidadari?”

Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuningan, sanggulnya mutiara, dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, “Kami hidup abadi dan tidak mati. Kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali. Kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali. Kami ridha dan tak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.”

Aku berkata, “Ya Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami pernah menikah dengan dua, tiga, atau empat laki-laki lalu meninggal dunia. Dia masuk surga dan merekapun masuk surga. Siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga?”

Beliau menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu diapun memilih siapa di antara mereka yang paling baik akhlaqnya. Lalu dia berkata, “Rabbi, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya…”

…Wahai Ummu Salamah, akhlaq yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.” (HR At Thabrani)

Bunda...knp menangis..??

Maulana Al-Chamdoeri 24 Oktober jam 11:24 Balas
Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. “Ibu, mengapa Ibu menangis?”. Ibunya menjawab, “Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak”. “Aku tak mengerti” kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. “Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti….”
Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. “Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?”Sang ayah menjawab, “Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan”. Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan.”Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?”Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,”Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman danlembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, danmengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.
Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.
Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan enjadi pelindung baginya.
Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan
jantung agar tak terkoyak?Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya.
Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi..
Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkanperasaannya.
Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan.
Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan”.
Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup..

Kamis, 22 Oktober 2009

MEMBERI KESEMPATAN

بسم ا لله ا لرّ حمن الرّ حيم


Kita bukanlah lagi anak kecil yang berumur belasan tahun yang melakukan sesuatu berdasarkan emosi dan ego semata. Pada hakikatnya di dunia ini tak ada manusia yang sempurna, semua pasti pernah melakukan kesalahan dan kekhilafan bahkan terlampaui sering melakukannya. Kita selalu memberikan kesempatan untuk diri kita memperbaiki semua kesalahan – kesalahan yang telah diperbuat. Tapi jika orang lain yang berbuat kesalahan, secara membabi buta langsung mencaci maki, membicarakannya di belakang bahkan tidak segan – segan memberi lebel buruk pada orang tersebut. Padahal orang lain juga seperti halnya diri kita, yang masih memerlukan kesempatan – kesempatan untuk memperbaiki itu semua.

Tidak selamanya yang mereka lakukan dan fikirkan akan 100% salah besar. Memang rasa marah dan ketidaksukaan kita terhadap orang lain akan membutakan pola fikir kita yang lebih rasional akan hal – hal yang seharusnya baik tapi di mata kita semuanya salah bahkan nol besar.

Janganlah selalu mengungkit atau menghitung kesalahan – kesalahan orang lain, tapi kesalahan kita sendiri berusaha untuk ditutup – tutupi, padahal mungkin kesalahan – kesalahan kita lebih banyak dari orang yang kita tidak sukai. Sesungguhnya orang lain juga punya perasaan yang sama seperti perasaan kita yang tidak suka apabila orang lain selalu menyalahkan semua yang apa kita perbuat. Meskipun untuk kepentingan kita bersama pula.

Tak ada salahnya kita memaafkan dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk memperbaiki semuanya. Sekarang bukan lagi saatnya sibuk menilai orang, sibuk mengkalkulasi kesalahan - kesalahan orang, tapi sudah seharusnya kita menjalin tali silaturahmi dan ukhuwah islami yang lebih erat dan harmonis dengan siapapun. Bagaimanapun tanpa pernah kita sadari, suatu saat entah kapan itu kita pasti membutuhkan pertolongan dan bantuan dari orang lain, pada dasarnya tak ada manusia yang sanggup hidup seorang diri tanpa orang lain. Setiap manusia pasti punya masa lalu dan kesalahan yang telah diperbuatnya, termasuk saya, anda, dan kita semua. Biarlah semua yang terjadi dimasa lalu menjadi pelajaran untuk kita, agar kita tidak terjerembab di kubangan yang sama.....Sesungguhnya, pengalaman adalah guru yang terbaik untuk kita.....

Kedewasaan tidak dapat diukur dari berapa usianya sekarang, tapi dapat dilihat dari pola fikir dan tingkah lakunya sehari – hari......
Orang bijak adalah orang yang berani memafkan dan juga memberikan kesempatan untuk orang lain.....

Tangerang, 4 September 2009
مودّة